Minggu, 30 November 2008

TAROMBO RAJA TOGA LAUT PARDEDE

Sebelumnya saya menghimbau semua dongan tubuku untuk menanggapai tarombo yang ada dalam blog ini sebagai acuan, bukan saya mengkleim tarombo yang tertera ini adalah tarombo yang paling benar, namun saya menulis Tarombo ini tetap berdasarkan bukti kesepakatan orang-orang tua dari kalangan keturunan Raja Toga Laut Pardede dan tulisan Mangaraja Asal Siahaan dalam tulisannya "Tarombo Sibagot ni Pohan".
H.B. Siahaan gelar Mangaraja Asal seorang berprofesi guru. Beliau memfokuskan diri menulis tarombo kelompok marga turunan Sibagot Nipohan walau bukunya berjudul Tarombo ni T.S. Dibanua (1941). (T.S. dimaksudkan adalah Tuan Sorba-Pen). Pengkhususan ini menyebabkan bukunya berisi satu daftar nama yang sangat panjang, kering dan tanpa isi, sepertinya ditujukan khusus untuk turunan Sibagot ni Pohan yang sudah begitu marak. Buku Mangaraja Asal ini sampai sekarang masih dipergunakan turunan marga Sibagot Nipohan sebagai bahan acuan bilamana diantara mereka terjadi silang selisih.Meskipun demikian mari sama-sama kita gali kembali dan samakan pendapat sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang tua kita terdahulu. kita buktikan cara berpikir kita lebih baik dari pendahulu kita.
Menjadi kebanggaan bagi yang bermarga Pardede Tida ada sesuatu pun yang membuat mereka berpecah baik karena perbedaan pendapat dalam hal partaromboan maupun hal-hal yang menyangkut tempat asal, malah sebaliknya antara kedua keturunan Raja Bona Ni Onan ( Raja Tandang Buhit dan Raja Paindoan), Saling mendukung apabila terjadi sesuatu masalah terhadap salah satunya. Saling menghormati sesama marga Pardede sangat kental disesuaikan dengan urutannya (nomornya)sebagai contoh penulis bernomor 14 dihitung dari Raja Bonani Onan Pardede. Perbedaan Agama tidak menjadi penghalang bagi keturunan Raja Bona Ni Onan bersikap sopan santun (tatakrama).
Tarombo ini saya terima dari Opung Haji Abdul Halim Pardede alias Lobe Tinggi Pardede yang berdomisili di Parapat. begini ceritanya:



TAROMBO OMPU PANGUTANGAN:



TAROMBO DATU PAKSA

Jumat, 28 November 2008

GERAKAN SEKTE; AGAMA TRADISIONAL BATAK- 1

Parbaringin adalah agama tradisional Batak sebelum Islam, dan keristen masuk ke tanah Batak. Sekitar 1980 dengan masuknya Islam Keristen protestan dan katolik ketanah batak, maka bermunculanlah beberapa sekte baru agama tradisional Batak (reformasi dari Parbaringin), yang mengandung unsur-unsur sinkretisme, dan para pengikutnya disebut "Parmalim".
Pendiri sekte Parmalim adalah "Guru Somalaing Pardede" dari Pardede Jabi-Jabi (Pardede Hauma Bange), sebagai datu yang menguasai ilmu gaib, pengobatan dan tulisan Batak, dia kehilangan reputasi sosial dan finansial karena agama keristen menyebar dengan cepat disekitar daerah Balige dalam 2 (dua) dekade terakhir abad 19.
Gagasan tentang Agama baru ini diperolehnya dalam suatu perjalanan sebagai pemandu dan penerjemah ahli ilmu alam berkebangsaan Italy, Elio Modigliani. Perjalanan itu memperkenalkannya tidak hanya dengan agama Katolik tetapi juga agama Islam yang terdapat didaerah Asahan, dan Sumatera timur.Dibawah pengaruh demikian , dia memberi penafsiran baru tentang trinitas sebagai terdiri dari Yehowa, Maria dan Yesus.Disekitar atau dibawah mereka terdapat Sisingamangaraja, Raja Rum , Raja stambul , Raja Hatorusan, Ompu Raja Uti (tokoh mitologi Batak), Sideak Parujar dan Naga Padoha ( disadur dari tulisan Lance Castles)

Kamis, 20 November 2008

Bahasa Batak Toba -1


Dialek Bahasa Batak Toba


Pembinaan dan pembangunan kebudayaan nasional dalambidang kebahasaan dan kesastraan merupakan salah satu masalah kebudayaan nasional yang perlu di bahas dan disosialisasikan dengan sungguh-sungguhdan berencana, sehingga tujuan akhir pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah ,termasuk sastranya dapat tercapai Sebagaimana kita ketahui Budaya bangsa Indonesia cukup kaya dan beragam terutama dalam sastra dan bahasanya.
Van der tuuk telah menulis tentang Tata bahasa Batak Toba dan kamus Bahasa Batak Toba, seabad yang lalu dalam bukunya "A Grammar of Toba Batak", disusul William K.Percival juga menyusun buku nama nya sama denga tulisan Van der tuuk "A Grammar of Batak Toba" pada tahun 1964, dan kemudian penelitian-penelitian oleh P.W.J.Nababan dengan bukunya berjudul "Toba Batak a Grammatical Description pada tahun 1966, dan banyak lagi tokoh-tokoh penulis dan peneliti Batak dan yang orang asing yang mencintai budaya Batak. Namun didalam pensosialisasian sangatlah minim, meskipun didalam pemerintahan ada suatu lembaga yang menangani masalah kebudayaan.
Dalam kenyataan dapat peroleh gambaran bahwa jumlah dialek yang terdapat dalam bahasa Batak Toba cukup beragam
Peranan dan Kedudukan Bahasa bagai Orang Batak toba sangatlah komunikatif terutama dalam bahasa pargaulan sehari-hari dan upacara adat, maksudnya didalam pembicaraan sehari hari atau pembicaraan upacara adat sesama orang batak, sangatlah terasa kekeluargaan kalau mereka memakai bahasa Batak, sesuai dengan prinsip "Dalihan Natolu".
1- Bahasa Batak Toba dalam Upacara Adat:
Dalam penggunaan bahasa pada masyarakat Batak umumnya dan Batak Toba Khususnya,
akan terlihat keindahan penyajiaan bahasa tersebut, unsur-unsur sastranya akan lebih
menonjol, setiap perkataan selalu diselingi dengan umpama (pepatah) dan umpasa (pantun),
dan disajikan penuh dengan tata kerama (Dalihan Natolu)
2- Bahasa Batak Toba dalam pergaulan sehari-hari :
Bahasa BAtak Toba dalam kesehariannya sangatlah fungsional. Pemakaiannya meliputi
lingkungan yang sangat luas, hampir disemua tempat dan situasi. Penggunaan Bahsa dalam
pergaulan sehari-hari tidaklah sekaku dalam pemakaian dalam Upacara Adat istiadat. Saya
katakan kaku, banyak yang pintar berbicara bahasa batak toba belum tentu dapat berbicara
di forum upacara adat
Bahasa Sastra:
Sastra Batak terdiri dari sastra Tulisan dan sastra lisan:
Yang termasuk sastra Lisan adalah pemakaian bahasa yang bersifat puitis hal ini dapat ditemui dalam upacara Adat: Perkawinan, kematian memindahkan tulang belulang leluhur, dll. Dimana akan ditemui kata-kata dalam kalimat yang sangat puitis, didalam meratapi orang meninggal dia akan berkisah dengan kata-kata yang membuat orang terhanyut sedih karenanya. Juga Umpa dan umpasa akan ditemui disetiap acara adat sebagai contoh;
Umpama: " tedek songon indahan dibalanga">> artinya seperti nasi dalam kuali, maksudnya adalah bahwa semua yang telah diutarakan tidak adalagi yang tersembunyi
Umpasa:
Margondang sitidaon, mangan hoda sigapiton
Tu jolo nilangkahon,tupudi sinarihon.
artinya :Bergendang sitidaon,makan kuda sigapiton,
Melangkah kedepan, kebelakang dipikirkan"
Mantera:
"Tul tanjung holi ampe tu bulung bira, bisa ni tano bisa ni langit toh,lah,lah,lah,lah,lah,lah"
artinya: Luka pada tulang-tulang ditimpa kedaun talas,bisa tanah,bisa langit menjadi hilang,berkat Allah"
Tonggo-tonggo: (Mantera memanggil arwah nenek moyang untuk meminta berkat dan restu, menunjukkan kebenaran dan arti dari suatu kejadian).
Misal: "Hujou,hutonggo hupangalu-alui, sahala ni daompung boru Saniang naga, saniang naga tunggal, saniang naga jae, saniang naga di julu, partintinnaruminis, parsanggul na lumobi,...tumpak ma hami horas,maduma jala gabe"
artinya: " KAmi memanggil, mengundang, dan menjemput semangat dan arwah nenek boru saniang naga(dewa danau toba dan pengairan), saniang naga yang tunggal, saniang naga yang yang berada di hilir dan dihulu yang bercincin banyak dan berkode rapi, berkatilah kami selamat dan bahagia."
Andung-andung (bahasa ratapan , bentuk ini dipakai pada waktumeratapi orang yang meninggal.Kata-kata yang dipergunakan lain dari yang dipakai sehari-hari.
Misal:
Kata anak disebut menjadi Sinuan tunas>>> Putra
---- boru ---------------- Sinuan beu >>> Putri
---- amang -------------- Parsinuan >>>> Ayah
---- inang -------------- Pangintubu >>> Ibu

Sastra tertulis itu adalah berupa ilmu perbintangan atau astronomi, Tarombo (silsilah), ramuan pengobatan tradisional, turi-tirian (cerita dongeng mitos), tulisan tersebut ditulis dengan aksara Batak.

(Bersambung...........)

Minggu, 16 November 2008

PARDEDE JABI-JABI


Panggilan "Pardede Jabi-jabi", diperuntukkan kepada Pardede keturunan Raja Toga Laut, yang akhir-akhir ini sering dipanggil atau disebut "Pardede Hauma bange", yang sebenarnya adalah Pardede Jabi-jabi, karena asal muasal dari Pardede tersebut adalah berasal (berkampung) di Komplek Museum dan Tugu Jenderal Panjaitan sekarang. dan di belakang Museum ada sebuah Sumur, yang dahulunya adalah sebuah Mata air yang sangat jernih dan sumber air dan mandi dari orang-orang penghuni kampung dan sekitarnya, yang disebut "Mual Jabi-jabi". Menurut cerita orang tua dahulu Mual jabi-jabi juga dipergunakan untuk maranggir (mandi sakral) raja-raja, dan Sisingamangaraja XII pernah maranggir dimual jabi-jabi tersebut, dan Mual jabi-jabi itu hingga sekarang masih ada , hanya sayang sangat kurang terawat, siapa yang disalahkan keberadaan pompa dan PAM (teknologi atau orang batak umumnya/Pardede khususnya yang sudah memiliki keyakinan agama samawi dan menghindari kesirikan/ sipelebegu), konon ceritanya Mual jabi-jabi tersebut sejak Raja Bonani Onan Pardede (cikal bakal Pardede) sudah ada dan sangat disakralkan

Pada zaman Belanda berkuasa penghuni Kampung tersebut dipindahkan ke Hauma bange dengan alasan Pemerintah Belanda membutuhkan lokasi markas besar di Balige. Sebenarnya itu hanya alasan semata, sedang yang sebenarnya adalah untuk melemahkan perlawanan Guru Somalaing Pardede yang kebetulan berasal dari Kampung itu dan Perjuangan Guru Somalaing Pardede selalu mendapat dukungan baik morel maupun material dari saudara-saudaranya penghuni kampung tersebut . Sekarang Lokasi tersebut tepatnya dilapang tennis sedang dibangun Tugu Raja Toga Laut Pardede. Yang mudah-mudahan dalam waktu dekat ini dapat diresmikan.
Himbauan:

Kepada Semua keturunan Raja Toga Laut Pardede, diseluruh Dunia. agar memberi sumbangsih dan perhatiannya terhadap pembangunan TUGU tersebut.Dan dapt menghubungi panitia melalui e'mail :

  • togalaut@hotmail
  • pardedeth@yahoo.com
  • togapard@yahoo.com

Mauliate -Horass!

Barus 1000 tahu yang lalu

PELETAKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN TUGU RAJA TOGA LAUT PARDEDE DI LUMBAN JABI-JABI - BALIGE

Setelah terbentuknya panitia pembangunan Tugu Raja Toga Laut Pardede di Jakarta oleh beberapa keturunan Raja toga Laut Pardede yang berdomisili di jakarta sekitarnya (sejabodetabek)
maka diputuskanlah agar semua keturunan Raja Toga Laut Pardede ikut serta dalam Napak tilas show force keliling kota Balige pada tanggal 18 Agustus 2007, dengan rute dimulai Losmen Toga Laut Tawar, Tugu Naga Baling, Makam Raja Bona Ni Onan Pardede & Raja Paindoan Pardede dan ber akhir di Lumban Jabi-jabi / Tugu Raja Toga Laut Pardede, yang kemudian dengan kata-kata sambutan, oleh Tokoh-tokoh Sonak malela dll.