Selasa, 06 Agustus 2013

Legenda Simalungun tentang Pohon Enau

 

 

Asalnya PUANG BORU SOBOU ( Pohon Enau )


Konon kabarnya dalam suatu desa, ada 8 orang bersaudara : 7 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Orang tua mereka itu sudah lama meninggal dunia, dan harta benda yang ditinggalkan tentunya anakanya yang 7 orang itulah yang memilikinya.

Akan tetapi sayang, semua anakknya yang 7 orang itu sangat malas bekerja, kerja mereka hanya main judi saja, dan selalu mengalami sial. Dan apabila anaknya itu main judi selalu mengalami kekalahan. Akhirnya harta yang ditinggalkan orang tua mereka habis terjual untuk membayar hutang akibat kekalahan main judi. Tidak cukup sampai begitu saja, malahan hutang mereka pun makin bertambah-tamnah. Akibat hutang mereka yang semakin banyak, dan tidak terbayar lagi, akhirnya ke 7 orang bersaudara masing-masing memborohkan saudaranya perempuan tadi untuk membayar hutang mereka.

Kemudian 7 orang bersaudara itu masing-masing memanggil saudaranya perempuan tadi dan memberitahuakan bawa ia ( adiknya perempuan ) telah diborohkan kepada orang lain untuk membayar hutang judinya. Dan telah diketahui oleh perempuan bahwa semua abangnya laki-laki tadi telah memborohkannya untuk membayar hutang judi mereka, ia pun kecewa dan menangis, bahwa dipikirannya ia tidak mungkin akan menghadapi 7 orang suami di kemudian hari.

Kemudian dikumpulkannya ke 7 orang saudaranya itu dan dijelaskannya di muka mereka, bahwa semua abangnya itu telah memborohkannya untuk membayar hutang judi mereka. Dan setelah diketahui abangnya itu bahwa masing-masing mereka telah memborohkan adiknya perempuan yang satu itu, mereka pun terharu dan bingung, karena masing-masing mereka memang saling tidak mengetahui, bahwa adiknya yang perempuan tadi telah kena boroh untuk membayar hutang judi mereka.

Melihat ke 7 orang abangnya yang merasa sedih itu untuk memikirkan hutang masing-masing yang begitu banyak, dan setelah masing-masing mereka memborohkan adik perempuannya tadi, maka dikatakannya lah kepada7 orang abangnya begini : Semua abang jangan susah untuk memikirkan hutang abang dan memikirkan saya, yakinlah abang bahwa semua hutang abang dapat saya bayar dengan lunas, asalkan abang nanti dapat memenuhi permintaan saya dan mematuhi apa yang saya pesankan.

Kemudian adik perempuan itu tadi memesankan kepada semua abangnya untuk menggali lubang setinggi lehernya dan sebesar badannya. dan sebelum dicobanya lubang itu, ia berpesan kepada semua abangnya : mereka berjanji berubah sikap dikemudian hari, dan membagi hasil yang sama dari tanaman yang akan tumbuh diatas lobang yang mereka gali, sampai hutang mereka lunas, dan tidak boleh berpakain cantik waktu mengambil hasil tanaman yang tumbuh diatas lobang tadi.

Setelah selesai pesan tadi kepada abangnya itu, maka adiknya perempuan tadi mengajak mereka bersama sama untuk ke lobang tadi yang telah dipersiapkan mereka, sebelum adiknya perempuan itu memasuki lobang tadi, telah lebih dahulu dijelaskan kepada mereka bahwa tumbuhan apapun yang akan tumbuh itu adalah adiknya perempuan tadi dan tangisnya itulah yang membayar hutang mereka.

Kemudian adiknya perempuan tadi memasuki lobang yang telah dipersiapkan, cocoklah semua badanya dan setinggi lehernya, tetapi herannya dalam sekejap mata saja adiknya itu mengucapkan selamat tinggal kepada semua abangnya dan hilanglah adiknya itu dari pandangan mereka, tetapi sayang apayang terjadi? sebatang pohon enau telah berdiri tegak di atas lobang itu yang tinggilagi besar.
Itulah asalnya Puang Boru Sobou ( Pohon Enau )
 Sumber http://ancadamanik.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Barus 1000 tahu yang lalu

PELETAKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN TUGU RAJA TOGA LAUT PARDEDE DI LUMBAN JABI-JABI - BALIGE

Setelah terbentuknya panitia pembangunan Tugu Raja Toga Laut Pardede di Jakarta oleh beberapa keturunan Raja toga Laut Pardede yang berdomisili di jakarta sekitarnya (sejabodetabek)
maka diputuskanlah agar semua keturunan Raja Toga Laut Pardede ikut serta dalam Napak tilas show force keliling kota Balige pada tanggal 18 Agustus 2007, dengan rute dimulai Losmen Toga Laut Tawar, Tugu Naga Baling, Makam Raja Bona Ni Onan Pardede & Raja Paindoan Pardede dan ber akhir di Lumban Jabi-jabi / Tugu Raja Toga Laut Pardede, yang kemudian dengan kata-kata sambutan, oleh Tokoh-tokoh Sonak malela dll.